Bahan Bakar GAS Untuk Sepeda Motor
Penggemar
otomotif banyak yang paham manakala bensin digantikan elpiji dapat
menjalankan mesin kendaraan seperti sepeda motor. Hasilnya akan lebih
irit dan ramah lingkungan. Tetapi, faktanya masih terlampau sedikit
orang yang berani mengaplikasikannya.
Kalau
tidak tahu tekniknya, tabung elpiji untuk bahan bakar sepeda motor itu
bisa meledak dan mencelakakan orang di sekitarnya,” kata Soelaiman Budi
Sunarto, pendiri Koperasi Serba Usaha (KSU) Agro Makmur, Kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah.
Sekarang
ini elpiji dalam kemasan tabung kecil ukuran tiga kilogram sangat mudah
dijumpai. Tetapi, masih saja belum begitu banyak orang yang mengenal
teknik konversi bensin menjadi elpiji untuk menjalankan mesin sepeda
motor.
Budi
sejak tahun 1998 membentuk perusahaan Agro Makmur di Desa Doplang,
Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Ia mengembangkan teknologi energi
yang ramah lingkungan berbahan dasar bio-etanol dan metana atau biogas.
Dilengkapi pula pembuatan sarana produksinya, seperti alat biogas
konsumsi sampah untuk mengubah sampah organik kering menjadi metana atau
sarana untuk pemakaian bio-etanol dengan kompor berbahan bakar hemat
etanol.
Sejak
2009 ditemukan elpiji untuk bahan bakar sepeda motor. Satu kilogram
elpiji sudah diuji coba mampu untuk menjalankan sepeda motor sejauh 100
kilometer sampai 200 kilometer. Jarak tempuh sejauh itu akan bergantung
pada beban penumpang dan kelandaian jalan yang ditempuh.
Membran
Elpiji
tidak bisa serta-merta dialirkan begitu saja ke ruang pembakaran mesin
sepeda motor. Jika dilakukan asal-asalan, percikan api pada ruang
pembakaran akan merembet menuju sumber elpiji, meledaklah tabung elpiji
itu.
Budi
mengatakan, kuncinya terletak pada membran. Membran terbuat dari tabung
besi yang berfungsi menyimpan stok elpiji sebelum masuk ruang
pembakaran melalui karburator. Kemudian karburator itu dimodifikasi.
Tidak terlampau rumit memodifikasinya, tinggal menanggalkan fungsi
pelampungnya. Fungsi pelampung di gantikan dengan membran itu.
”Hanya
dua hal itu yang harus dilakukan. Jangan sekali-kali mencoba
mengalirkan elpiji langsung menuju ruang pembakaran melalui karburator.
Percikan api akan menjalar ke mana-mana, tabung elpiji akan meledak,”
kata Budi.
Katup penyaluran gas
Untuk
uji kelayakan membran, Budi dibantu peneliti dari Pusat Teknologi
Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Suryadi. Menurut
Suryadi, prinsip kerja membran menggantikan fungsi pelampung dengan
mempertimbangkan fleksibilitas bahan.
Membran
dibuat dengan tabung besi berdiameter 8 sentimeter dengan panjang
sekitar 4 sentimeter. Pada permukaan atas dan bawah tabung membran
diberikan lapisan karet. Supaya tidak bocor, permukaan karetdilapisi
dengan pelat besi tipis. Dari tabung membran itu disediakan katup
penyaluran gas ke karburator.
Menurut
Suryadi, dalam pengujian kelayakan membran, daya tahan terhadap tekanan
dipersyaratkan minimal mencapai 12 bar. Ini untuk mengantisipasi
kekuatan tekanan elpiji yang berasal dari tabung elpiji.
Batas kemampuan menahan pada membran 12 bar itu untuk melampaui tekanan pada tabung elpiji yang hanya 10 bar.
Setelah
elpiji mengalir ke karburator menuju ruang pembakaran, akan dibaurkan
dengan udara. Mengenai komposisinya, secara umum pada sepeda motor
bensin berbanding 1 untuk kapasitas bensin dengan 13 sampai 15 kapasitas
udara.
Menurut
Budi, berbeda halnya dengan komposisi yang dibutuhkan pada elpiji
dengan udara. Komposisinya berbanding 1 untuk kapasitas elpiji dan 5
sampai 18 kapasitas udara.
Rinciannya
demikian. Untuk start atau menyalakan mesin motor, dibutuhkan komposisi
1 untuk elpiji dan 5 untuk udara (1 : 5). Selanjutnya, untuk mesin
menyala stasioner dengan komposisi 1 : 8.
Menuju akselerasi mesin komposisinya naik 1 : 12 dan menjadi 1 : 18 saat berjalan normal.
Harga
ritel elpiji 3 kilogram di pasaran Rp 14.000 sampai Rp 15.000 per
tabung. Harga ini setara dengan sekitar 3,3 liter bensin (dengan harga
Rp 4.500 per liter).
Menurut
Suryadi, kisaran jarak tempuh 1 kilogram elpiji itu bisa 100 sampai 200
kilometer. Maka, satu tabung 3 kilogram elpiji bisa untuk jarak tempuh
berkisar 300 sampai 600 kilometer, sedangkan 3,3 liter bensin hanya
untuk sekitar 100 kilometer.
”Elpiji
terbuat dari butana dan propana yang masih tergolong mahal jika
dibandingkan metana yang bisa dihasilkan melalui pembakaran anaerob
sampah organik kering,” kata Suryadi.
Metana,
menurut Suryadi, masa depan bahan bakar kendaraan. Hanya saja saat ini
pengepakan dan distribusinya masih menjadi kendala.
Motor Bensin Lebih Efisien Pakai Elpiji
Bahan
bakar bensin untuk sepeda motor dapat dikonversi dengan elpiji.
Berdasarkan uji coba praktisi energi alternatif, daya tempuh penggunaan 1
kilogram elpiji bisa mencapai 200 kilometer. “Secara teori, penggunaan
elpiji atau bahan bakar gas lainnya bisa menggantikan bahan bakar minyak
untuk mesin kendaraan,” kata Kepala Balai Besar Teknologi Energi Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) M Oktaufik.
Menurut
Oktaufik, gas belum populer digunakan. Kendala implementasinya terletak
pada persoalan distribusinya. Bahan bakar cair paling menunjang proses
distribusinya, sedangkan bahan bakar gas lebih rumit. “Tetapi, teknologi
pengemasan gas seperti tabung elpiji 3 kilogram seperti sekarang makin
memudahkan distribusi gas,” kata Oktaufik.
BPPT,
menurut Oktaufik, pernah mengonversi bahan bakar diesel dengan elpiji
di Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu. Saat itu terjadi kelebihan
pasokan elpiji sehingga dimanfaatkan PLN untuk membangkitkan listrik.
”Efisiensi saat itu terjadi, bisa menghemat 30 persen,” kata Oktaufik.
Praktisi
energi alternatif Soelaiman Budi Sunarto, pendiri PT Agro Makmur
Karanganyar, Jawa Tengah, menyampaikan telah berhasil menguji coba
penggunaan elpiji untuk sepeda motor. Hasilnya, 1 kilogram elpiji bisa
untuk menempuh jarak sekitar 200 kilometer, yang berarti sangat efisien.
Peralatan
yang dibutuhkan berupa tabung membran. Kegunaannya untuk membatasi stok
elpiji ke ruang pembakaran, sekaligus sebagai penyekat percikan api.
Tabung membran dirancang dengan besi bekas pompa berdiameter 8
sentimeter dengan ukuran panjang tabung 4 sentimeter. Pada permukaan
tabung membran dilapisi karet dan pelat seng 0,8 miligram berat jenisnya
agar fleksibel bila terkena panas. “Saya baru bisa memproduksi tabung
membran itu belasan jumlahnya,” kata Budi.
Ilustrasi
Badan
Tenaga Nuklir Nasional (Batan) tengah mengembangkan penggunaan elpiji
untuk sepeda motor. Suryadi dari Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Batan
mengatakan, penggunaan bahan bakar ini akan lebih irit dan bisa
mengurangi polusi.
Elpiji
tidak dialirkan begitu saja ke ruang pembakaran mesin sepeda motor.
Jika dilakukan asal-asalan, percikan api pada ruang pembakaran akan
merembet menuju sumber elpiji dan bisa meledakkan tabung elpiji.
Kuncinya,
kata Suryadi, membuat membran dari tabung besi yang berfungsi sebagai
penahan tekanan gas elpiji sehingga bisa masuk ke karburator secara
teratur sesuai dengan kebutuhan. Karburator juga dimodifikasi. Tidak
terlampau rumit memodifikasinya, tinggal menanggalkan fungsi
pelampungnya. Fungsi pelampung digantikan dengan membran itu.
“Pelampung
itu kita copot lalu kita masukan semacam membran untuk pengatur
masuknya elpiji sehingga tidak terlalu besar masuk ke pembakaran.
Tangkinya nanti tangki elpiji kita letakkan di belakang, tempat helm
itu, kemudian gas disalurkan ke membran sebelum masuk ke pembakaran.
Tabungnya yang tiga kilogram, yang sering dijumpai di pinggir jalan,”
kata Suryadi.
Suryadi
menjamin tidak akan ada kebocoran gas, karena saat sepeda motor
dimatikan membran secara otomatis menutup jadi tidak ada sisa gas yang
menuju ke karburator.
Ia
menambahkan, harga ritel elpiji 3 kilogram di pasaran Rp 14.000 sampai
Rp 15.000 per tabung. Harga ini setara dengan sekitar 3,3 liter bensin
(dengan harga Rp 4.500 per liter).
Menurut
Suryadi, kisaran jarak tempuh 1 kilogram elpiji itu bisa 100 sampai 200
kilometer. Maka, satu tabung 3 kilogram elpiji bisa untuk jarak tempuh
berkisar 300 sampai 600 kilometer, sedangkan 3,3 liter bensin hanya
untuk sekitar 100 kilometer.
Batan
rencananya akan menguji coba teknologi ini pekan depan di Pusat
Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspitek) Serpong, Tangerang. Suryadi
optimistis program ini bisa berjalan karena gas elpiji sangat mudah
didapat.
(Sumber " kompas.com)